Ticker

6/recent/ticker-posts

Sejarah Kopi: Dari Legenda Ethiopia hingga Minuman Global

 



Kopi, minuman yang akrab di lidah miliaran orang, memiliki sejarah yang panjang dan penuh warna. Dari sebuah legenda sederhana di dataran tinggi Ethiopia hingga menjadi komoditas global bernilai triliunan dolar, perjalanan kopi adalah kisah tentang penemuan, perdagangan, dan evolusi budaya.

Asal Muasal Legendaris: Kaldi dan Kambingnya

​Kisah paling populer tentang penemuan kopi berawal dari seorang penggembala kambing bernama Kaldi di Ethiopia sekitar abad ke-9. Suatu hari, Kaldi terheran-heran melihat kambing-kambingnya menjadi sangat lincah dan bersemangat setelah memakan buah beri merah dari sebuah pohon yang tidak ia kenal. Rasa penasaran mendorongnya untuk mencoba sendiri buah tersebut. Ia merasakan efek yang sama—semangat dan energi yang luar biasa.

​Kaldi kemudian membawa buah beri itu kepada seorang biarawan lokal. Biarawan tersebut, yang pada awalnya curiga dan menganggapnya "perbuatan iblis," melemparkan buah itu ke dalam api. Aroma harum yang muncul dari biji kopi yang terpanggang membuat biarawan itu berubah pikiran. Ia segera mengambil biji-biji itu dari api, menghancurkannya, dan menyeduhnya dengan air panas. Minuman pertama dari biji kopi panggang pun tercipta. Ia menyadari bahwa minuman ini bisa membantunya tetap terjaga selama meditasi dan doa malam.


Perjalanan Kopi ke Dunia Arab

​Dari dataran tinggi Ethiopia, kopi menyeberangi Laut Merah dan tiba di Semenanjung Arab, khususnya di Yaman, pada abad ke-15. Di sana, kopi mulai dibudidayakan secara sistematis dan menjadi minuman populer di kalangan para Sufi. Mereka menggunakannya sebagai "alat bantu" untuk tetap terjaga selama ritual keagamaan.

​Kota pelabuhan Mokha di Yaman menjadi pusat perdagangan kopi dunia. Selama beberapa abad, dunia Arab memonopoli perdagangan kopi, dan ekspor biji kopi yang subur dilarang keras. Namun, beberapa biji kopi berhasil diselundupkan ke luar. Salah satu kisah populer menyebutkan seorang peziarah India bernama Baba Budan berhasil menyelundupkan tujuh biji kopi yang subur ke India, yang kemudian menjadi bibit bagi perkebunan kopi di sana.

Kopi Menyebar ke Eropa dan Amerika

​Pada abad ke-17, kopi akhirnya tiba di Eropa melalui pedagang Venesia. Awalnya, minuman ini menghadapi kecurigaan dari para pemimpin agama yang menyebutnya "minuman setan". Namun, Paus Klemens VIII, setelah mencicipi kopi, menyetujuinya, bahkan memuji rasanya dan mengizinkan umat Katolik untuk meminumnya.

​Dengan restu Paus, kedai-kedai kopi mulai bermunculan di kota-kota besar Eropa, seperti London, Paris, dan Wina. Kedai kopi menjadi pusat diskusi intelektual, politik, dan sosial. Revolusi industri, ide-ide Pencerahan, bahkan Revolusi Prancis konon dipicu atau didiskusikan di dalam kedai-kedai kopi yang ramai.

​Kopi tiba di Amerika pada awal abad ke-18 dan menjadi minuman yang sangat populer, terutama setelah peristiwa "Boston Tea Party" di mana para kolonis memberontak terhadap pajak teh Inggris dan beralih ke kopi.


Kopi Masa Kini: Gelombang Ketiga dan Seni Menikmatinya

​Di Indonesia, kopi dibawa oleh Belanda pada abad ke-17 dan berkembang pesat, terutama di Jawa dan Sumatera. Nama "Java" bahkan sempat menjadi nama lain untuk kopi.

​Hari ini, kopi telah berevolusi menjadi sebuah seni. Kita tidak lagi hanya meminumnya, tetapi juga merayakannya. Kopi "gelombang ketiga" (third wave coffee) yang berfokus pada kualitas biji, metode penyeduhan, dan cerita di balik setiap cangkir, menunjukkan betapa dalamnya hubungan kita dengan minuman ini.

​Dari petani yang memetik ceri kopi di lereng gunung hingga barista yang menyeduh cangkir sempurna di kafe modern, kopi adalah minuman yang menghubungkan budaya, sejarah, dan jutaan orang di seluruh dunia. Jadi, saat Anda menyeruput secangkir kopi pagi ini, ingatlah bahwa Anda sedang memegang bagian dari sejarah yang telah melewati perjalanan ribuan tahun.

Reactions

Post a Comment

0 Comments